Washington, Jumpalitan.com – Warga Amerika Serikat mulai memberikan suara di Pilpres AS 2024 pada Selasa (5/11/2024) pagi waktu setempat. Salah satu prediksi menarik datang dari Allan Lichtman, seorang sejarawan dan pakar politik terkenal yang akurasinya dalam memprediksi hasil Pilpres AS nyaris sempurna. Dalam rekam jejaknya, Lichtman hanya sekali gagal, yakni pada tahun 2000, ketika kontroversi hasil Pilpres terjadi antara Al Gore dan George W. Bush.
Dalam prediksinya kali ini, Lichtman memperkirakan kemenangan akan jatuh ke calon dari Partai Demokrat, yaitu Kamala Harris. Jika prediksi ini tepat, Harris tidak hanya akan menjadi presiden wanita pertama, tetapi juga presiden pertama dari keturunan campuran Afrika dan Asia di AS, sebuah pencapaian bersejarah yang akan membawa simbolisme besar bagi banyak pemilih di negara tersebut.
13 Kunci Prediksi Ala Lichtman: Mengapa Harris Unggul?
Lichtman menggunakan metode analisis unik yang ia sebut sebagai “13 Kunci ke Gedung Putih“. Kriteria ini tidak bergantung pada jajak pendapat tradisional, melainkan pada berbagai faktor yang menurutnya lebih mencerminkan kondisi politik secara menyeluruh. Tiga belas kunci yang digunakan Lichtman meliputi:
- Mandat Partai: Keberhasilan partai saat ini dalam mengamankan dukungan di Kongres.
- Kontestasi: Ada atau tidaknya persaingan serius di dalam partai petahana.
- Jabatan: Apakah petahana mencalonkan kembali atau tidak.
- Pihak Ketiga: Dampak dari partai atau kandidat independen.
- Ekonomi Jangka Pendek: Kondisi ekonomi dalam waktu dekat.
- Ekonomi Jangka Panjang: Performa ekonomi secara keseluruhan dalam empat tahun terakhir.
- Perubahan Kebijakan: Adanya kebijakan-kebijakan besar yang telah dilakukan partai petahana.
- Kerusuhan Sosial: Tingkat ketegangan sosial selama masa jabatan.
- Skandal: Adanya skandal yang melibatkan petahana.
- Kegagalan Militer atau Kebijakan Luar Negeri: Kegagalan besar di luar negeri.
- Keberhasilan Militer atau Kebijakan Luar Negeri: Kesuksesan kebijakan luar negeri.
- Kharisma Petahana: Daya tarik dan kharisma petahana.
- Kharisma Penantang: Daya tarik dan kharisma kandidat oposisi.
Dengan menimbang faktor-faktor ini, Lichtman melihat bahwa kondisi ekonomi jangka panjang dan keberhasilan kebijakan yang dijalankan Demokrat memberikan keunggulan bagi Harris. Meskipun Harris kurang unggul di sejumlah survei, Lichtman tetap yakin. “Sistem saya tidak bergantung pada jajak pendapat. Survei sering kali tidak dapat diandalkan karena kecenderungan manusia yang dinamis,” katanya kepada NDTV.
Baca juga: Pilpres AS 2024: Donald Trump Kembali ke Gedung Putih
Kontestasi Ketat dengan Trump
Harris akan menghadapi tantangan besar dari Donald Trump, mantan presiden dari Partai Republik yang terus mempertahankan basis pendukung yang kuat. Trump berhasil mengonsolidasikan pengaruhnya di kalangan pemilih konservatif, terutama di negara-negara bagian ‘medan pertempuran’ (swing states) yang sangat menentukan hasil Pilpres.
Dalam jajak pendapat terbaru, persaingan antara keduanya terlihat ketat. Trump saat ini sedikit lebih unggul di beberapa negara bagian kunci, namun dukungan bisa berubah sewaktu-waktu hingga hari pemilihan tiba. Harris berusaha meraih dukungan dengan kampanye yang menekankan pada kebijakan inklusif dan janji reformasi di bidang ekonomi, pendidikan, dan perawatan kesehatan.
Kekhawatiran Akan Demokrasi AS
Lichtman menekankan bahwa prediksinya kali ini lebih dari sekadar hasil pemilihan. Menurutnya, demokrasi AS sedang berada di titik kritis. “Jika saya salah, itu berarti demokrasi kita sedang berada dalam bahaya besar,” ujarnya kepada CNN. Lichtman juga menyebut bahwa kemunduran demokrasi adalah tren global yang mengkhawatirkan, dan AS tidak kebal terhadap ancaman ini.
Pemilihan presiden AS pada 5 November 2024 ini tidak hanya akan menentukan siapa pemimpin berikutnya, tetapi juga masa depan demokrasi Amerika. Di tengah polarisasi politik yang semakin meningkat, pemilih Amerika akan memutuskan antara status quo yang diwakili Harris atau perubahan yang ditawarkan Trump.
Kesimpulan
Prediksi Allan Lichtman tentu saja menarik perhatian banyak pihak, terutama karena rekam jejaknya yang luar biasa dalam memprediksi hasil pemilihan presiden AS. Sementara itu, baik Harris maupun Trump terus melakukan kampanye intensif untuk menarik suara di negara-negara bagian kunci. Apapun hasilnya, Pilpres AS 2024 akan menjadi momen bersejarah bagi Amerika Serikat dan mungkin juga dunia. []